Cari Blog Ini

Senin, 19 November 2012

Perempuan Senja

Senja sore, kapan kamu datang lagi
Aku merindukanmu

Aku ingin menjemputmu
Apa perlu aku memotong langit siang dengan gunting kertas
Lalu kusulap menjadi burung elang
Biar ku kendarai menujumu
Menuju beberapa jarak dari jangkauan sentuhmu
Tapi matahari tetiba lenyap
Bumi menjadi gelap.
Aku putuskan menangis membaca puisi ini
Menangis seakan-akan aku tak pernah mengenal perempuan sepertimu
Perempuan berwujud senja.

* teruntuk perempuan senjaku, yg mengubah senja sore menjadi begitu hangat seperti kopi di cafe-cafe tengah kota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar