Cari Blog Ini

Rabu, 29 Agustus 2012

Angin itu seperti cinta


Pagi ini, tiba-tiba saja aku ingin menulis selembar kata kala aku mengingatmu. Sebaris asa yang dulu pernah kita pikirkan bersama. Angin ini, iya angin yang desirannya dulu pernah kita jadikan bahasan. Angin yang hembusannya pernah membuat kita menangis, tertawa bersama. Angin yang menyelimuti, menyentuh sayap-sayap dijiwa kita. Angin yang basuhannya membawamu kepelukanmu. Angin yang aku sendiri tak sanggup untuk melawan hempasannya. Angin dimana aku belajar menghormati hatiku dan hatimu. 

Angin yang ahh.. entah harus aku gambarkan seperti apalagi, aku tak pernah benar-benar mendapatkan deskripsi yang tepat untuk menggambarkannya. Yang ku tahu, angin ini membuatku takut. Takut kalau-kalau aku tak bisa membuatmu tersenyum lagi suatu saat nanti.

Angin itu seperti cinta
Masih kuingat, senja itu angin sore seenaknya beraksi
Barisan awan tergores kuas angin tanpa aturan
Diujung  pipi, angin menyapu airmata suci
Lalu angin setelahnya tiarap, diam.

Senja itu seperti hati
Hati itu jangan dibawa terbang tinggi, sekalinya jatuh, sakit..
Tapi klo tak terbang tinggi, tak bisa melihat pemandangan indah

Tetiba saja aku ingin menanyakan sesuatu pada Tuhan, 

“Berapa jumlah orang yg dapat mendengar suara hati?
Kelihatannya lebih sedikit lagi yang mengikutinya.